DATANG MENANAM dan BERTAHAN

2 months ago BY Jatam Kaltim

Desa Sumber Sari dan Dusun Merangan yang berada di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dikenal luas sebagai lumbung pangan Kutai Kartanegara. Sebanyak 80% masyarakatnya berprofesi sebagai petani, dan hasil sayur-mayurnya mengalir hingga ke pasar- pasar utama di Ibu Kota Samarinda. Selain itu, kedua desa ini juga disematkan sebagai tujuan ekowisata karena keberadaan bukit biru dan eksistensi ekonomi perikanannya.
Namun, berlangsungnya ekonomi pertanian dan perikanan kini terdisrupsi oleh masuknya model ekonomi pertambangan batu bara yang didesak dari luar desa Sumber Sari, baik yang legal maupun yang ilegal. Salah satu perusahaan resmi yang kini mengancam adalah PT. Borneo Mitra Sejahtera (PT BMS) yang memiliki konsesi seluas 3.411 hektar. Penambangan perusahaan tersebut mengintai Kelurahan Bukit Biru, Kelurahan Jahab, dan Desa Sumber Sari, yang berakhir pada 2030 dan akan mewariskan 31 lubang bekas galian tambang. Sementara ekonomi perikanan yang terancam adalah produksi budidaya ikan yang selama ini juga menjadi tulang punggung bagi ekonomi masyarakat setempat.
Selain itu, model ekonomi yang akan punah juga adalah ekonomi wisata Puncak Bukit biru, salah satu dari 7 kawasan wisata andalan di Kutai Kartanegara. Pendapatan dari wisata akan lenyap jika tambang beroperasi. Setidaknya ada 9 homestay yang akan kehilangan pemasukan. Tidak hanya itu, aktivitas tambang juga mengancam objek wisata lain seperti Air Terjun, Embung, dan Wisata sejarah terowongan kereta batu bara zaman Belanda.
Selain mengancam beberapa objek wisata, tambang batu bara juga mengancam kearifan lokal yang sudah terbentuk. Salah satu kearifan lokal yang menyejarah seperti sedekah bumi dan berbagai keterampilan yang menjadi penanda relasi antara manusia dan alam di sekitar Sumber Sari. Selain itu, penambangan batu bara juga mengancam hilangnya ingatan sosial melalui sejarah pembentukan dan asimilasi kebudayaan pada tahun 1970-an antara masyarakat yang datang dari Blitar, Malang, dan Tulungagung dengan masyarakat Dayak Benuaq dan Kutai bahkan dari Enrekang, Sulawesi Selatan. Semua komunitas masyarakat tersebut memiliki cita-cita yang sama untuk membangun kehidupan baru di Sumber Sari. 

Baca lebih lengkap tulisan berikut.

DATANG MENANAM dan BERTAHAN
Download Sekarang